Senin, 17 September 2007

Membuat Silsilah Keluarga

Dokumentasi Silsilah Keluarga

 

Jaga dirimu dan keluargamu dari api neraka ! [QS.66:6]
Oleh Eddy Suntoro

Ketika berkunjung ke rumah teman untuk bersilaturahmi sambil merayakan Idul Fitri baru-baru ini, penulis sempat terkesima dan merasa kagum melihat sekumpulan foto-foto (tepatnya pasfoto ukuran 4 x 6 cm) di dalam pigura berukuran 100 cm x 75 cm, yang dipajang di dinding tembok ruang tamu. "Ini adalah kumpulan foto-foto keluarga saya, yang menggambarkan silsilah atau garis keturunan mulai dari keluarga kakek-nenek saya, sampai cucu-cucunya," katanya.

Menurut si teman, dokumentasi foto keluarga tersebut dibuatnya cukup lama, karena harus mencari foto-foto lama, terutama foto kakek-nenek yang tidak diketahui keberadaannya.

"Setelah foto-fotonya terkumpul lengkap dan diketahui susunan silsilah hubungan keluarga, baru ditempel di kertas karton manila dan dimasukkan dalam pigura, sehingga jadilah dokumentasi foto keluarga seperti ini," katanya sambil menunjuk ke kumpulan foto dalam pigura tadi.

Kumpulan foto itu disusun secara hirarkis sebagaimana layaknya dalam struktur organisasi. Foto paling atas berjejer gambar kakek-nenek yang masing-masing di bawahnya diberi keterangan nama dan tempat tanggal lahir.

Untuk memudahkan mengetahui silsilah keluarga, dari foto paling atas diberi tanda panah ke bawah yang menunjukkan garis keturunan berikutnya dan seterusnya sampai ke cucu dan cicit atau mulai dari generasi pertama sampai generasi terakhir.

"Dokumentasi foto keluarga ini sangat peting, terutama bagi cucu dan cicit yang merupakan generasi ketiga, keempat dan seterusnya. Dengan foto ini diharapkan generasi mendatang mengetahui silsilah dan hubungan keluarga satu dengan lainnya, sehingga bisa dijalin terus tali persaudaraan," kata sang teman menjelaskan manfaat dokumentasi foto keluarga.


Belum Terlambat
Bagi Anda yang belum memiliki dokumentasi foto keluarga, tidak ada kata terlambat untuk membuatnya. Dokumentasi foto keluarga yang ditata dengan baik dan dipigura menggunakan kayu yang kokoh dan bagian pinggirnya diukir, selain akan berfungsi sebagai hiasan ruang tamu atau keluarga, juga sangat bermanfaat bagi anggota keluarga yang ingin mengetahui asal-usul sebuah keluarga, karena di dalamnya bisa menggambarkan silsilah keluarga dalam beberapa generasi.

Dokumentasi foto keluarga bisa disusun mulai dari keluarga Anda sendiri, yaitu keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu dan anak, atau ditambah generasi sebelumnya yang terdiri dari kakek-nenek dan seterusnya. Semakin lengkap foto-foto keluarga yang dikumpulkan, akan semakin baik, karena akan diketahui lebih jelas asal usul suatu keluarga.

Adakalanya setelah seseorang melihat sebuah dokumentasi foto keluarga, baru tahu bahwa si A adalah keluarganya sendiri. "Oh si Amir itu anaknya bapak Yanuar. Kalau begitu masih ada hubungan keluarga dong kita dengan si Amir," Ucapan demikian sering kita dengar dan bisa terjadi, karena satu keluarga dengan keluarga lainnya sangat jarang bertemu, akibat tempat tinggal yang berjauhan, sehingga bisa baru berkumpul setahun sekali saat merayakan hari raya Idul Fitri.


Tidak Sulit
Untuk membuat dokumentasi foto keluarga pada dasarnya tidak terlalu sulit. Pertama, tetapkan dulu berapa generasi atau keturunan foto keluarga yang akan disusun dan dibuat di dalam pigura. Kalau hanya untuk dua generasi mulai dari kakek-nenek, tentu tidak sulit. Tetapi, jika ingin ditambah satu atau dua generasi di atasnya, tentu harus rajin mencari foto-fotonya.

Kedua, mencari dan mengumpulkan foto. Cari dan kumpulkan foto-foto yang akan disusun dalam dokumentasi foto keluarga. Jika foto yang dicari belum ketemu bisa menanyakan kepada angogota keluarga yang memilikinya. Misalnya kepada paman. Kalau foto yang dimiliki ternyata hanya satu-satunya dan tidak diberikan, bisa dipinjam untuk dilakukan repro di studio foto. Kalau ada, sebaiknya pinjam klise (negatif film), sehingga bisa dicetak sesuai dengan ukuran yang dikehendaki. Jika tidak ada, terpaksa Anda harus bermodal sedikit untuk memotret keluarga yang belum ada fotonya.

Ketiga, setelah semua foto yang akan ditempel di dalam pigura terkumpul, lakukan peng-cropping-an, terutama untuk foto-foto yang berukuran besar. Misalnya dari foto ukuran 3R di-cropping dengan cara mengambil bagian wajah dengan ukuran 4x6 cm. Sedangkan bagian lainnya disimpan atau dibuang karena tidak terpakai. Dengan adanya keseragaman ukuran foto, maka akan membuat tampilan dokumentasi foto keluarga indah dan menarik bagi yang melihatnya.

Keempat, dari beberapa puluh lembar foto yang terkumpul, susun sesuai dengan urutan silsilah keluarga, sehingga tidak salah dalam penataannya. Untuk menghindari kesalahan, sebaiknya dibuat terlebih dahulu dummy atau contoh dokumentasi foto yang akan dibuat.

Caranya, ambil kertas ukuran folio yang masih kosong. Buat kotak-kotak sesuai dengan jumlah foto yang akan ditempel berdasarkan silsilah keluarga. Selanjutnya setiap kotak diberi nama foto yang akan ditempel, lengkap dengan nama, tempat dan tanggal lahirnya.

Agar foto yang akan dipasang di pigura tidak salah susunannya, sebaiknya dummy dokumentasi foto keluarga yang sudah dibuat, ditanyakan dulu kepada kakek-nenek, orang tua, paman atau keluarga lainnya yang mengetahui secara tepat susunan silsilah keluarga. Hal tersebut sangat penting dilakukan, untuk menghindari kesalahan penempatan foto, atau barangkali masih ada foto-foto yang kurang, sehingga harus dilengkapi dulu.

Kelima, jika dummy dokumentasi foto keluarga sudah benar susunannya, baru dilakukan pembuatan sebenarnya. Pembuatan bisa dilakukan sendiri, yang penting lumayan baik kualitasnya dan jelas susunan silsilah keluarganya. Sedangkan jika ingin lebih menarik dan terlihat lebih artistik dapat menggunakan jasa desain grafis.

Dalam membuat dokumentasi foto keluarga, jangan lupa menulis judul foto keluarga, yang diletakkan paling atas. Misalnya bertuliskan "Keluarga Besar Eddy Suntoro", dan di pojok kiri bawah ditulis tahun pembuatannya. Misalnya: Dibuat tanggal 1 Januari 2005.

Keenam, agar dokumentasi foto keluarga bisa awet dan kokoh. Pilih pigura dengan bahan dari kayu jati atau kamper. Bagian pinggirnya bisa polos atau diberi ukiran sesuai selera, sedangkan kaca penutupnya menggunakan ukuran ketebalan 3 sampai 5 mm.

Dokumentasi foto keluarga yang dibingkai dengan kokoh selain dapat bertahan lama, juga memudahkan cara perawatannya, yaitu cukup dibersihkan (dilap) dibagian kaca depan dan pinggiran lis untuk menghilangkan debu dan kotoran lainnya.

 

Semoga tulisan ini bermanfaat , mulailah dengan menyusun silsilah keluarga anda dari keluarga terkecil, siapa tahu jadi warisan yang tak ternilai. Semoga

This email and any files transmitted with it are confidential and intended solely for the use of the individual or entity to whom they are addressed. If you have received this email in error please notify the system manager. This message contains confidential information and is intended only for the individual named. If you are not the named addressee you should not disseminate, distribute or copy this e-mail.