Minggu, 13 Januari 2008

Kepemimpinan Apresiatif

Kepemimpinan Apresiatif

Pada awal tahun, ada baiknya kita berefleksi tentang kepemimpinan.
Coba kita simak apa kata Peter Drucker tentang tugas pemimpin. Dia
mengatakan bahwa tugas kepemimpinan adalah menciptakan keselarasan
dari kekuatan-kekuatan yang ada, sehingga kekurangan-kekurangan yang
ada menjadi tidak relevan.

Berarti tugas pemimpin difokuskan kepada 'kekuatan', dan bukan pada
kelemahan yang ada. Temukan kekuatan dalam organisasi, 'diolah'
sedemikaian rupa, sehingga kekurangan menjadi tidak relevan lagi.
Fakta di lapangan acap mengatakan yang berbeda. Para pemimpin lebih
fokus menemukan kekurangan organisasi, bukan kekuatannya.

Cara terbaik untuk memanfaatkan kekuatan adalah dengan mengapresiasi
apa yang dimiliki, dalam sebuah budaya apresiatif. Dalam budaya yang
apresiatif, pemimpin menginginkan anggota organisasi terinspirasi dan
terlibat, dan sebaliknya organisasi menginginkan pemimpin yang mampu
memberikan inspirasi serta perasaan keterlibatan dalam setiap
aktivitas organisasi.

Pemimpin yang apresiatif menyadari bahwa karyawan akan melakukan yang
terbaik manakala mereka bekerja berdasarkan inspirasi sebagai hasil
dari perhatian yang diberikan secara berkesinambungan terhadap
kekuatan serta kesuksesan yang diraih.

Hal ini berkebalikan dengan pemimpin yang hanya berfokus pada
pencarian kesalahan dan masalah, sehingga secara tidak sadar mereka
mematikan semangat serta mengabaikan kekuatan yang dimiliki dan
kesuksesan yang pernah dialami, yang menyebabkan para bawahannya
menjadi enggan untuk terlibat lebih dalam pekerjaan yang dilakukan.

Pemimpin yang apresiatif membantu para karyawannya mengidentifikasi
faktor-faktor penunjang perbaikan serta keberhasilan yang diraih,
seperti kualitas produk yang meningkat, pelanggan yang puas, proses
yang dikelola tanpa adanya kesalahan, dan sebagainya.

Fray mengatakan bahwa pemimpin yang apresiatif memahami pentingnya
menjaga organisasi agar tetap mengingat praktik-praktik terbaik dan
kapabilitas inti yang dimilikinya.

Mereka memanfaatkan waktunya untuk berbicara dengan karyawan mengenai
impian serta kekuatan yang dimiliki, sehingga para bawahannya akan
merasakan adanya semacam energi baru, serta lebih merasa percaya diri
dalam jangka waktu yang lebih lama. Selanjutnya akan lebih
menghidupkan peluang bagi terciptanya inovasi dan nilai tambah.

Menurut Fray, jika para karyawan ini diminta untuk menggambarkan masa
depan, mereka akan melakukannya dengan memgungkapkan ide-idenya
dengan lebih jelas serta pemikiran yang lebih ekspansif. Pemimpin
dalam organisasi yang apresiatif memastikan bahwa para bawahannya
bekerja berdasarkan kekuatan serta memiliki tujuan yang melibatkan
imajinasi yang mereka miliki.

Pemimpin yang apresiatif lebih tertarik kepada kemungkinan-
kemungkinan (possibilities) ketimbang solusi. Mereka memiliki rasa
ingin tahu yang sangat besar, menanyakan hal-hal apa saja yang
bernilai, serta apa yang dapat dipelajari dari hal-hal tersebut.
Mereka mengetahui saat-saat para bawahannya mengerjakan pekerjaan
terbaik, memberi perhatian terhadap hal-hal yang telah berjalan
dengan baik, serta memberikan suaranya terhadap aspirasi tertinggi
organisasi.

Menurut Ricchiuto, pemimpin yang apresiatif mendedikasikan dirinya
guna membangun kepercayaan diri dan kekuatan para bawahannya melalui
pertanyaan yang sifatnya memberdayakan serta cerita-cerita yang
memberikan inspirasi.

Pada saat mereka berbicara dengan orang lain, melaporkan kinerja,
atau berpartisipasi dalam sebuah pertemuan, mereka berfokus pada apa
yang telah berjalan dengan baik serta faktor-faktor pendukungnya.
Manakala percakapan mengarah kepada hal-hal yang bertujuan mencari
kesalahan dan kekurangan, mereka mengarahkannya kembali kepada
perpektif apresiatif yang lebih produktif.

Dorong kreativitas

Keberhasilan kepemimpinan apresiatif terletak pada kemampuannya
menciptakan kondisi yang mendorong berkembangnya kreativitas,
ketangkasan (agility), dan kolaborasi. Para pemimpin apresiatif
bekerja dengan keras dan cerdas guna menciptakan lingkungan yang
melibatkan kekuatan dan imajinasi.

Bagaimana membangun sebuah kepemimpinan yang apresiatif dalam sebuah
organisasi? Sebagai langkah awal, menurut Bushe, adalah membangun
mindset yang juga bersifat apresiatif. Namun, hal ini bukanlah hal
yang mudah. Kebanyakan dari kita cenderung lebih terbiasa melihat hal-
hal yang kurang baik.

Dalam sebuah organisasi, manajemen lebih sibuk mengidentifikasi
kesenjangan antara apa yang terjadi dengan bagaimana kondisi yang
semestinya, antara yang ideal dengan yang aktual, antara tujuan
dengan kinerja saat ini. Kita lebih terpaku pada pemecahan masalah.

Untuk membangun mindset yang apresiatif, pemimpin perlu bersentuhan
dengan imajinasi, aspirasi, dan spirit para bawahannya. Peluang untuk
mengungguli, membuat perbedaan, tumbuh dan berkembang, memaksimalkan
potensi menjadi yang terbaik, menjadikan dunia menjadi lebih baik,
mewujudkan impian yang dimiliki, memperoleh pengharapan baru,
berhasil melebihi ekspektasi, menjadi bagian dari tim yang dinamis
dan peduli, serta membuat kontribusi yang bernilai adalah hal-hal
yang menjadi perhatian dari para pemimpin yang apresiatif.

Membangun mindset yang apresiatif memang bukan merupakan hal yang
mudah serta merupakan tugas yang harus dilaksanakan untuk waktu yang
panjang.

Mereka yang gagal menjadi pemimpin yang apresiatif adalah mereka yang
berfikir bahwa kesuksesan dibangun di atas ketakutan dan
pengendalian, serta berfikir bahwa semata-mata berfokus pada masalah
merupakan cara yang paling produktif guna mencapai perbaikan. Melalui
coaching, lingkungan, peluang, serta waktu yang tepat, maka pemimpin
yang apresiatif dapat ditumbuhkan.

Beberapa hasil studi menunjukkan bahwa pemimpin yang menggunakan
pendekatan yang bersifat apresiatif akan mendorong keterlibatan yang
lebih dalam dari para bawahannya, yang selanjutnya akan meningkatkan
kepuasan kerja serta memperbaiki produktivitas.

Sumber: Kepemimpinan Apresiatif oleh A. B. Susanto, Managing Partner
The Jakarta Consulting Group

This email and any files transmitted with it are confidential and intended solely for the use of the individual or entity to whom they are addressed. If you have received this email in error please notify the system manager. This message contains confidential information and is intended only for the individual named. If you are not the named addressee you should not disseminate, distribute or copy this e-mail.