Senin, 13 Agustus 2007

Batu Rubi yang Retak

Batu Rubi yang Retak

oleh Andrie Wongso

Po Lie De Hong Bao Shi
Alkisah, di sebuah kerajaan, raja memiliki sebuah batu rubi yang
sangat indah. Raja sangat menyayangi, mengaguminya, dan berpuas hati
karena merasa memiliki sesuatu yang indah dan berharga. Saat
permaisuri akan melangsungkan ulang tahunnya, raja ingin memberikan
hadiah batu rubi itu kepada istri tercintanya. Tetapi saat batu itu
dikeluarkan dari tempat penyimpanan, terjadi kecelakaan sehingga batu
itu terjatuh dan tergores retak cukup dalam.

Raja sangat kecewa dan bersedih. Dipanggillah para ahli batu-batu
berharga untuk memperbaiki kerusakan tersebut. Beberapa ahli permata
telah datang ke kerajaan, tetapi mereka menyatakan tidak sanggup
memperbaiki batu berharga tersebut.

"Mohon ampun, Baginda. Goresan retak di batu ini tidak mungkin bisa
diperbaiki. Kami tidak sanggup mengembalikannya seperti keadaan
semula."

Kemudian sang baginda memutuskan mengadakan sayembara, mengundang
seluruh ahli permata di negeri itu yang mungkin waktu itu
terlewatkan.

Tidak lama kemudian datanglah ke istana seorang setengah tua berbadan
bongkok dan berbaju lusuh, mengaku sebagai ahli permata. Melihat
penampilannya yang tidak meyakinkan, para prajurit menertawakan dia
dan berusaha mengusirnya. Mendengar keributan, sang raja
memerintahkan untuk menghadap.

"Ampun Baginda. Mendengar kesedihan Baginda karena kerusakan batu
rubi kesayangan Baginda, perkenankanlah hamba untuk melihat dan
mencoba memperbaikinya."

"Baiklah, niat baikmu aku kabulkan," kata baginda sambil memberikan
batu tersebut.

Setelah melihat dengan seksama, sambil menghela napas, si tamu
berkata, "Saya tidak bisa mengembalikan batu ini seperti keadaan
semula, tetapi bila diperkenankan, saya akan membuat batu rubi retak
ini menjadi lebih indah."

Walaupun sang raja meragukan, tetapi karena putus asa tidak ada yang
bisa dilakukan lagi dengan batu rubi itu, raja akhirnya setuju. Maka,
ahli permata itupun mulai memotong dan menggosok.

Beberapa hari kemudian, dia menghadap raja. Dan ternyata batu permata
rubi yang retak telah dia pahat menjadi bunga mawar yang sangat
indah. Baginda sangat gembira, "Terima kasih rakyatku. Bunga mawar
adalah bunga kesukaan permaisuri, sungguh cocok sebagai hadiah."

Si ahli permata pun pulang dengan gembira. Bukan karena besarnya
hadiah yang dia terima, tetapi lebih dari itu. Karena dia telah
membuat raja yang dicintainya berbahagia.

Netter yang luar biasa.... Di tangan seorang yang ahli, benda cacat
bisa diubah menjadi lebih indah dengan cara menambah nilai lebih yang
diciptakannya. Apalagi mengerjakannya dengan penuh ketulusan dan
perasaan cinta untuk membahagiakan orang lain.

TIDAK ADA MANUSIA YANG SEMPURNA DI DUNIA INI

Shi Shang Mei You Shi Quan Shi Mei De Ren

Saya kira demikian pula bagi manusia, tidak ada yang sempurna, selalu
ada kelemahan besar ataupun kecil. Tetapi jika kita memiliki
kesadaran dan tekad untuk mengubahnya, maka kita bisa mengurangi
kelemahan-kelemahan yang ada sekaligus mengembangkan kelebihan-
kelebihan yang kita miliki sehingga keahlian dan karakter positif
akan terbangun. Dengan terciptanya perubahan-perubahan positif tentu
itu merupakan kekuatan pendorong yang akan membawa kita pada
kehidupan yang lebih sukses dan bernilai![aw]

Sumber: Batu Rubi yang Retak oleh Andrie Wongso

Tidak ada komentar: