Rabu, 18 Maret 2009

Jeli Menangkap Peluang

Jeli Menangkap Peluang

The successful man is the one who had the chance and took it.
(Roger Babson)

Ada ungkapan bijak yang patut kita renungkan: "Orang gagal menyia-
nyiakan kesempatan. Orang biasa umumnya menunggu kesempatan. Tapi,
orang sukses menciptakan kesempatan."

Ungkapan itu begitu dekat dengan realitas hidup yang kita jumpai.
Saya mempunyai seorang kawan yang mempunyai rencana bisnis besar dan
cemerlang. Akan tetapi, dia tidak segera mengeksekusi idenya alias
sekadar menunggu.

Dia selalu berdalih bahwa dia membutuhkan waktu (timing) yang tepat
sekaligus mendapat petunjuk 'dari Atas' yang tepat pula. Tapi, apa
yang terjadi? Tahun berganti tahun, kini dia pun masih menunggu momen
yang tepat itu tiba.

Ada kisah lain yang menarik. Saat menjadi pembicara di sebuah seminar
di Kota Samarinda beberapa bulan lalu, ada pengalaman yang mengusik
akal budi saya. Saat itu, kami meluncur melalui kawasan hutan
belantara. Usai berkendaraan selama dua jam lebih, kami berhenti di
sebuah persinggahan yang dikelilingi pepohonan lebat.

Akan tetapi, persinggahan itu tampak ramai oleh pengunjung. Banyak
mobil terparkir memadati halaman depan. Ternyata, di situ ada sebuah
gerai makan yang menyajikan makanan tahu. Tentu saja, gerai ini
memikat para pengendara yang lapar di jalan. Tampaknya, bisnis
tahunya cukup sukses.

Nah, yang menarik bagi saya adalah bagaimana si pemilik gerai makan
ini melihat peluang berjualan tahu enak di tengah hutan belantara
ini. Pasti sudah banyak orang melewati jalanan tengah hutan ini.
Tapi, mengapa hanya si pemilik gerai yang melihat adanya peluang ini.
Sebuah pertanyaan yang menggelitik.

Mari kita tengok kisah sukses lainya. Bisnis minuman kemasan Aqua
sukses menjadi market leader lantaran sosok Tirto Utomo yang pertama
kali melihat peluang tersebut. Semua orang mengalami haus dan butuh
air. Tapi, mengapa Tirto Utomo melihat fenomena biasa itu sebagai
peluang?

Ada juga sosok dunia bernama Jeff Bezos. Kita tahu ada begitu banyak
orang yang mengharapkan dan membeli buku melalui Internet. Namun,
mengapa hanya Jeff Besos yang melihat peluang ini? Nah, ada banyak
kisah sukses lainnya yang berawal dari kepekaan menangkap peluang.

Yang jelas, dari beberapa orang yang sukses tadi, rata-rata mereka
memprogram dirinya untuk melihat peluang dan kesempatan di mana-mana.
Lantaran matanya tertuju kepada sesuatu yang baik, otaknya pun
memengaruhi dirinya untuk mencari dan melihat peluang kapan pun dan
di mana pun.

Ada seorang pelatih dari luar negeri yang menjelaskan fenomena itu
dalam sebutan mental kaya dan mental miskin. Baginya, seorang dengan
mental miskin apabila sedang bepergian, matanya selalu tertuju kepada
apa saja yang bisa dibelinya. Sebaliknya, orang yang bermental kaya
justru akan mengarahkan matanya untuk melihat barang-barang serta
bisnis apa yang bisa dijual dan dijalankannya.

Stochoma

Secara fisiologis, ada istilah stochoma. Istilah ini mengacu pada
realitas di mana mata kita mempunyai daerah buta karena mata kita
hanya diarahkan untuk melihat bagian-bagian tertentu.

Satu contoh terjadi saat Anda membeli mobil baru. Usai membeli mobil
baru, Anda melihat banyak sekali mobil yang sama di jalan. Bukankah
mobil itu sudah ada sebelum Anda membeli mobil tersebut. Apakah gara-
gara membeli mobil baru, mendadak semua orang di jalan juga
menggunakan mobil merek dan tipe sama dengan mobil yang Anda beli?
Tentu saja tidak demikian.

Sebenarnya, masalahnya sederhana. Mata Anda yang tadinya buta dengan
mobil-mobil itu, tiba-tiba dibukakan untuk melihat mobil-mobil
tersebut. Kebutaan sementara inilah yang disebut dengan stochoma.

Tentu saja, ada akibat buruk stochoma bagi kehidupan kita keseharian.
Kita bisa menjadi buta terhadap berbagai peluang dan kesempatan yang
terpampang di depan mata kita. Percayalah, peluang dan kesempatan
datang menghampiri kita timbul tenggelam setiap hari.

Namun, mata kita sering dibutakan untuk tidak melihat peluang dan
kesempatan itu. Susahnya, semua peluang dan kesempatan itu
selalu 'menyamar' dalam bentuk orang-orang dewasa, kejadian biasa,
ataupun situasi umum, sehingga tidak mudah kita kenali.

Hal ini mengingatkan saya kepada satu hadiah masa kecil yang pernah
saya peroleh dari luar negeri, yakni 'Find Walley' di mana kita harus
mencari si "Walley" dalam sebuah gambar besar dengan warna dan
pemandangan yang warna-warnanya mirip dengan bajunya "Walley",
sungguh sulit dicari kalau tidak teliti.

Nah, saya pikir begitulah situasi kesempatan dan peluang yang muncul
di depan kita. Kejelian dan keinginan yang luar biasa dibutuhkan
sehingga kita bisa melihat, saat si "Walley" kesempatan itu muncul di
hadapan kita.

Eksperimen

Ada suatu eksperimen menarik yang dilakukan di suatu universitas di
mana para sukarelawan diminta menyaksikan suatu tayangan TV. Tugas
mereka ditekankan di awal, yakni menghitung berapa banyak para pemain
basket yang mereka saksikan saling mengoper bolanya.

Tanpa disadari para sukarelawan itu, di tengah-tengah tayangan
tersebut, muncul manusia berkedok gorila yang memukul-mukul dadanya
lalu menghilang. Setelah tayangan selesai, para sukarelawan ini
ditanyai apakah mereka melihat sesuatu yang aneh dalam tayangan
tersebut. Ternyata, banyak di antara mereka yang luput dari
menyaksikan kehadiran gorila tersebut.

Pertanyaan yang menarik adalah bagaimana mungkin gorila sebesar itu
luput dari perhatian mereka? Apa yang menyebabkan hal tersebut
terjadi? Begitulah, seperti penjelasan kita pada atas, para
sukarelawan ini baru saja mengalami stochoma, kebutaan sementara.

Masalahnya, pikiran mereka begitu sibuk menghitung berapa kali bola
itu dioper sehingga tidak bisa melihat kehadiran si gorila. Bukankah
fenomena semacam ini sering terjadi dalam kehidupan kita? Banyak
pengalaman menunjukkan saat-saat di mana kita juga seperti itu.
Berbagai kesibukan ataaupun pikiran kita, kadang juga 'membutakan'
kita dari berbagai peluang dan kesempatan emas yang hadir di depan
kita.

Karena itulah, tulisan ini menantang kita untuk lebih waspada serta
mulai melatih ulang fokus pikiran kita. Untuk itu, perlu sekali bagi
kita untuk bersiap-siap dengan apa pun yang muncul di depan kita.

Di sisi lain, kita sendiri harus mulai melatih mata kita untuk
melihat berbagai peluang dan kesempatan yang muncul di depan kita.
Seperti dikatakan oleh Donald Trump dalam salah satu episode The
Apprentice di mana dia mengajarkan para kandidat pengelola
perusahaannya untuk 'membuka mata' melihat apa pun peluang bisnis
yang mungkin ada di depannya.

Menurut Trump, insting seperti itulah yang dia warisi dari ayahnya
dan dia latih sehingga mampu mengembangkan kerajaan bisnisnya.
Bahkan, dia mengembangkan produk air mineral dengan gambar dirinya
sendiri.

Jadi, maukah mulai sekarang Anda melatih mata Anda melihat peluang
yang mungkin sedang bersliweran di depan mata Anda saat ini?

Sumber: Jeli Menangkap Peluang oleh Anthony Dio Martin, Managing
Director HR Excellency

Tidak ada komentar: