Kamis, 09 Agustus 2007

Rencana Saja Belum Cukup

Rencana Saja Belum Cukup

 

Oleh : Dr Iken Lubis

 

 “Jangan salah mengartikan antara rencana dan eksekusi / pelaksanaan. Rencana adalah suatu hal yang baik. Namun kita tidak dapat memenangkan apa pun hanya dengan sesuatu yang baik” – General Russel.

 

Rekan, kata-kata diatas sempat terlontar akibat kekecewaan seorang Jendral yang diberi mandat untuk menanggulangi bencana ”Badai Katrina” beberapa waktu lalu di Amerika Serikat. Bencana tersebut sempat mencoreng nama besar negara adikuasa tersebut. Betapa tidak, negara dengan julukan Super tersebut seakan tak berdaya menangani bencana yang diturunkan oleh Tuhan yang mungkin untuk beberapa negara merupakan ”bencana langganan”. Sang Jendral kecewa dengan banyaknya rencana yang dibuat oleh pembuat kebijakan namun pada gilirannya ”eksekusi / pelaksanaan” nya tidak dapat diwujudkan. Kenapa ??? Dalam kesempatan lain, wacana berkembang. Banyak yang mengatakan bahwa rencana tersebut dibuat oleh ”pembuat kebijakan” yang tidak mengetahui situasi dan kondisi dilapangan. Bahkan dengan nada yang lebih ekstrim, ada beberapa pihak berkomentar ”Bagaimana mereka membuat rencana yang baik jika pikiran mereka tertuju untuk mengupayakan dana tambahan bagi tentara yang terpaksa berada diluar negeri ???”

 

Rekan, dalam kehidupan kita sehari-hari, kita seringkali terjebak dalam kejadian senada. Jika harus jujur, mungkin kita semua sering membuat rencana-rencana yang akhirnya ”menguap” begitu saja ... tak berbekas ... Kenapa ??? Apakah karena kita memang hanya bersemangat dalam membuat rencana saja ??? Apakah mewujudkan rencana bukan menjadi hal yang terpenting ??? Kalu demikian, buat apa kita mencurahkan waktu, tenaga dan terkadang biaya dalam menyusun rencana kita ? Bukankah itu hanya pemborosan belaka ? Seorang sahabat yang kebetulan mempunyai posisi ”middle management” di sebuah perusahaan sering berkeluh - kesah : ”Semua rencana dibuat oleh Board of Directors. Mungkin mereka tidak tahu suasana dibawah ...”. Sungguh suatu pengakuan yang mungkin jujur.

 

Tapi apakah memang kekhawatriran tesebut yang nyata ada atau memang ada jurang antara petinggi dan level menengah ??? ”Pernahkah kamu coba untuk menanyakan kejelasan rencana tersebut ?” tanya saya kembali yang dijawab dengan gelengan kepala ... Mungkin inilah masalahnya. Salah satu sosok dari acara televisi anak-anak Sesame Street, Kermit the Frog, dalam sebuah seri pernah berkata : ”Mengajukan pertanyaan adalah sebuah cara yang baik untuk mengetahui sesuatu ...”. Seyogyanya, jika memang kita belum mengetahui cara yang tepat untuk mengeksekusi suatu rencana, adalah hal yang bijak jika kita mau bertanya kepada yang lebih mengetahui perihal rencana tersebut.

 

 Sama saja jika kita mempunyai sebuah cita-cita. Jika kita tidak tahu bagaimana meraihnya, tanyalah kepada orang yang lebih berpengalaman atau paling tidak kepada orangtua kita tentang bagaimana caranya ... Inilah yang membedakan bangsa kita dengan bangsa lain. ”Malu bertanya sesat dijalan” ... kata orangtua kita dahulu kala. Tapi kita sekarang ini lebih senang tersesat dahulu baru kemudian bertanya. ”Itung-itung jalan-jalan Dok ...” ujar seorang sahabat yang terkenal memang sering membuat orang sesat jika berpergian ...

 

Rekan, inti dari renungan kita kali ini adalah rencana itu sangat penting. Namun jauh lebih penting untuk mengeksekusinya. Mengakhiri renungan kali ini, ada sepotong kalimat dari Martin Luther King, Jr. yang sangat baik kita camkan : ”Waktu selalu tepat untuk melakukan sesuatu yang benar.” Jadi, apakah kita sudah merencanakan masa depan kita dan bagaimana kita akan mengeksekusinya ??? (19.01.07)

 

 

 

Tidak ada komentar: